Tuesday, April 19, 2011

Pentingnya Sebuah Gelar


Wajib belajar 9 tahun sudah lama dicanangkan oleh pemerintah. Program itu terus berjalan sampai saat ini. Semua anak, layak mendapatkan pendidikan di bangku sekolah. Mereka diwajibkan belajar, dari sekolah dasar hingga sekolah tingkat keatas. Mungkin, yang ada di benak dan pikiran para pelajar ini hanyalah; belajar, naik kelas, kemudian tamat. Setelah beranjak dewasa, bisa saja sedikit merubah paradigma mereka.
Mereka mulai bertarung untuk mendapatkan predikat alis gelar, setinggi mungkin. Gelar inilah yang nantinya diduga akan menentukan nasib manusia. Jika gelar atau tittlenya rendah, belum tentu akan mendapatkan pekerjaan yang layak. Namun jika gelar yang didapatkan tinggi sudah barang tentu akan mendapatkan pekerjaan yang layak, tentu dibarengi dengan usaha yang sepadan dan takdir yang telah digariskan. Tak jarang juga, orang seperti ini malah dicari bahkan diburu oleh pekerjaan itu sendiri.
Namun dibalik itu, ada juga beberapa orang yang berbeda pandangan. Gelar bukanlah satu-satunya yang menentukan nasib manusia. Karena mereka memandang, banyak orang-orang yang tak menuntaskan pendidikan formal, namun bisa menjadi orang besar yang sukses dan berhasil. Namun apa yang sebenarnya menjamin kesuksesan seseorang. Seorang yang belajar berenang, tidak akan bisa berenang hanya dengan membaca buku petunjuk cara berenang. Ia harus terjun langsung ke kolam renang dan mencoba untuk berenang. Nah, itulah teorinya. Seseorang yang ingin mencapai suatu tujuan, ia tidak akan bisa mencapainya hanya dengan mempelajari teori, namun harus mempraktekkan alias 'berusaha'. Usaha inilah nantinya yang akan menentukan langkah 'pejuang kehidupan'. Jika usahanya hanya seujung jari, maka hasil yang didapatkan takkan lebih dari usahanya. Tapi jika ia mengerahkan segala upaya untuk meraih tujuannya, maka hasilnya, hanya Yang di atas yang bisa menentukan. Tentunya usaha seorang mukmin tidak akan disia-siakan Allah.
Nah, jika mereka bisa sukses tanpa mengecap pendidikan, apalagi kita yang belajar secara formal dan mendapatkan gelar. Sudah selayaknya lah kita bisa melampaui mereka yang sudah duluan sukses. Ada juga yang mengatakan bahwa gelar hanyalah permainan dunia. Hanya untuk mencari dunia. Maka timbulah orang yang mengenyampingkan pendidikan di sekolah. Mereka lebih rela mendalami suatu ilmu dengan autodidak ketimbang belajar di sekolah. Hanya karena ingin menjaga niat suci untuk menuntut ilmu dan terhindar dari fitnah dunia. Lebih parah lagi, ada diantara mereka menggunakan alasan ini untuk bolos kuliah.
Tapi tahukah kita, dinamika zaman terus berubah, tak selamanya kondisi hidup ini sama. Populasi yang terus berkembang, menuntut setiap individu mesti unggul dari yang lain. Kita bisa melihat betapa banyaknya orang yang menamatkan pendidikan di jenjang S1. Hingga ladang pekerjaan semakin sempit. Hal itu membuat sarjana lulusan S1 rawan dibutuhkan. Apalagi jika kita tak mempunyai status pendidikan apalagi gelar. Dengan begitu kita tak bisa merehkan gelar ini. Zaman dahulu, para syaikh dan imam shalafus shaleh tak perlu memiliki gelar. Mereka masyhur dari ilmu yang telah dibukukan.
Sebagai contoh, jika kita kembali ke kampung halaman, tentu kita akan bergaul dan berbaur dengan masyarakat. Ternyata masyarakat saat ini lebih mendengar perkataan orang yang memilliki gelar. Masyarakat meyakini bahwa mereka yang mempunyai gelar, adalah orang yang pintar dan berpendidikan. Perkataan mereka akan didengar sekalipun salah. Sementara mereka yang bisa jadi omongannya benar namun tak bergelar bisa saja tak didengar. Nah bagaimanakah jika kita ingin menyampaikan dakwah. Itulah salah satu kekuatan gelar. Dengan begitu orang yang hanya belajar tanpa mementingkan gelar akan kalah dan terbuang. Seolah-olah gelar menjadi syarat untuk menyampaikan dakwah. Itulah persaingan hidup, mau tak mau kita harus menuruti kehendaknya. Kita tak menjadikan gelar sebagai tujuan untuk menuntut ilmu, namun zaman menuntut bahwa mereka yang mempunyai gelar yang akan menang. Jika kita menuntut ilmu, ikhlas karena Allah, maka hal semacam gelar akan mengikuti kita.

No comments:

Post a Comment